Minggu, 09 Desember 2012


MAKALAH
METODE PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
GRAMATIKA DAN TERJEMAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah Asalib At-Tadris 1
Dosen Pengampu: Hasan Saefullah, M.Ag

 








Disusun Oleh
Kelompok VI:

Nanang Subhan                   (1410120067)
Wida Fitria Diningsih         (1410120078)
Kiki Lucky Febriyanti        (1410120062)


TARBIYAH / V PBA-B
TARBIYAH PENDIDIKAN BAHASA ARAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON
Jalan Perjuangan By Pass Sunyaragi
Telp. (0231) 481264 Faks. (0231) 489926 Cirebon 45132
E-mail: iainsyekhnurjaticirebon.ac.id







KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang selalu memberikan rahmat dan kasih sayang- Nya kepada kita semua khususnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah dilimpahkan kepada junjungan seluruh alam, Nabiyyana Wanabiyyana Muhammad Saw. Kepada keluarganya sahabatnya dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku umatnya diakhir zaman. Amiiin.
Meskipun penulis berusaha dengan semaksimal mungkin, namun penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan banyak kekurangan ataupun kesalahan. Oleh karena itu kami ucapkan terima kasih kepada          Bapak. Hasan Saefullah, M.Ag selaku dosen pengampu Mata Kuliah Asalib Ayang telah t-Tadris-1 yang selalu membimbing kami, dan kepada pembaca dimohon kiranya untuk memberikan arahan dan masukan yang lebih baik dan bermanfaat untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Amiiin.


        Cirebon, 11 Oktober 2012
      Penyusun,

                Kelompok VI








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………….......... i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………........ ii

BAB I . PENDAHULUAN ………………………………………………….......... 1
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………....... .... 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………….......... 1
C. Tujuan Pembahasan …………………………………………………....... 1

BAB II. PEMBAHASAN ……………………………………………………......... 2
A. Metode Tata Bahasa (Gramatika) ............................................................... 2
B. Metode Terjemah (Translation) ……. ..…….…………………................. 3
C. Metode Gramatika – Terjemah (Grammatical Translation)……................     4

BAB III. PENUTUP ………………………………………………….................... 7
A.  Kesimpulan ………………………………………………………….. 7

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 8





BAB I
PENDAHULUAN

A.       LATAR BELAKANG MASALAH
Bahasa adalah alat pertama dan utama yang memanusiakan manusia. Bahasa adalah sebuah bentuk budaya dasar yang dihasilkan oleh manusia dan untuk memanusiakan manusia pada setiap generasi dalam suatu masyarakat bahasa. Di samping itu, bahasa dikatakan sebagai budaya dasar karena menjadi alat utama pembentuk berbagai wujud dan jenis budaya lain. Dengan demikian, perbedaan bahasa menjadi penanda permukaan adanya perbedaan sistem dan pola budaya. Lebih lanjut dapat dikatakan pula bahwa perbedaan sistem dan pola budaya menjadi penanda perbedaan karakteristik, sifat, atau watak suatu masyarakat bahasa.

B.       RUMUSAN MASALAH
1.    Metode Tata bahasa (Gramatika)
2.    Metode Terjemah (Translation)
3.    Metode Gramatikal-Terjemah (Grammatical Translation)

C.       TUJUAN PEMBAHASAN
Seorang calon guru bahasa yang baik, kita harus memiliki dan menguasai sejumlah pendekatan, metode-metode, atau strategi pembelajaran. Dan kita juga mampu menguasai gramatika dengan baik dan benar.








BAB II
METODE PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
GRAMATIKAL DAN TERJEMAH

A.       Metode Tata Bahasa (Gramatikal)
Metode tata bahasa yaitu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan menghafal aturan-aturan atau kaidah-kaidah tata bahasa arab yang mencakup nahwu sharaf. Metode ini juga sering disebut dengan metode tradisional (Tariqoh Intiqaiyyah). Dan metode tata bahasa ini sangat kuat berpegang pada disiplin mental dan pengembangan intelektual.
Ada beberapa ciri utama yang dimiliki metode ini. Pertama, menitik beratkan keterampilan membaca, menulis, dan terjemah. Tetapi kurang memperhatikan keterampilan membaca. Kedua, menggunakan bahasa ibu siswa sebagai bahasa pengatar dalam PBM. Dengan kata lain, metode ini menggunakan penerjemahan sebagai strategi utama dalam mengajar. Ketiga, memperhatikan sisi gramatikal sebagai sarana pembelajaran bahasa asing. Keempat, guru sering kali memfokuskan analisis gramatikal/ tata bahasa pada kalimat-kalimat bahasa yang dipelajari.[1]
Kelebihan dari metode gramatikal adalah sebagai berkut:
  1. Siswa terbiasa menghafal kaidah-kaidah tata bahasa asing yang sangat diperlukan untuk mampu bercakap-cakap dalam bahasa asing yang benar, dan mampu menulis dengan betul.
  2. Melatih mental disiplin dan ulet dalam mempelajari bahasa.
  3. Bagi guru tidak terlalu sulit menerangkan metode ini, karena kemampuan percakapan tidak diutamakan, dengan kata lain guru asalkan ia menguasai gramatika/ tata bahasa yang baik maka pengajaran dapat dilaksanakan.[2]


Adapun kekurangan gramatikal adalah sebagai berikut:
1)      Secara didaktis dan psikologis, metode ini bertentangan dengan kenyataan. Bahwa penguasaan bahasa seseorang tidaklah didahului dengan pengajaran gramatika/ tata bahasa terlebih dahulu, tetapi melalui peniruan ucapan/ percakapan.
2)      Penguasaan gramatika/ tata bahasa tidak dengan sendirinya menguasai percakapan. Oleh sebab itu anak didik menjadi pasif, bertahun-tahun bahkan lebih dari 10 tahun belajar bahasa asing (Arab dan Inggris) tak bisa juga.
3)      Dapat membosankan/ jenuh terutama apabila guru tidak dapat menyajikan pelajaran secara baik dan menarik bagi siswa.

B.       Metode Terjemah (Translation)
Metode terjemah yaitu metode menerjemahkan dengan kata lain menyajikan pelajaran dengan menerjemahkan buku-buku bacaan berbahasa asing ke dalam bahasa sehari-hari, dan buku bacaan tersebut tentunya telah direncanakan sebelumnya.[3]
Pada umumnya paling tidak, ada 3 syarat yang harus dimiliki jika ingin menjadi penerjemah yang baik dan berbobot yaitu:
a.    Menguasai gramatika (kaidah-kaidah tata bahasa) dan kaidah-kaidah menerjemahkan.
b.    Kaya pembendaharaan kata-kata (vocabulary).
c.    Memiliki pengetahuan sosial dan wawasan luas.[4]
Metode terjemah ini berisi praktik penerjemahan naskah-naskah, dari yang mudah sampai yag sulit. Salah satu variasi dari metode terjemahan ialah metode terjemahan harfiah. Dalam metode terjemahan harfiah ini dilakukan sekaligus terjemahan dari kata ke kata dan terjemahan idiomatik atau terjemahan ungkapan-ungkapan.
Sebagaimana metode tata bahasa, metode terjemah dapat diajarkan dalam kelas yang besar atau kecil, jumlah jam pengajaran tidak ditentukan: boleh banyak boleh sedikit, tergantung pada tujuan dan pengelolaan.
Langkah-langkah pelaksanaan metode Translation (menerjemahkan) ini dapat dilakukan dengan cara guru menunjuk/ menentukan bahan-bahan bacaan yang akan diterjemahkan itu kepada siswa/ anak didik dan menetapkan pula pokok-pokok/ seri-seri pelajaran yang akan dipelajari (diterjemahkan). Kalau sudah diketahui bersama oleh siswa topik yang akan diterjemahkan itu, langkah berikutnya guru memulai membuka seri pertama pelajaran baru itu dan menerjemahkannya.Pada tingkat-tingkat dasar sebaik-baiknya siswa terlebih dahulu diperkenalkan dengan/ diajarkan kaidah-kaidah (aturan-aturan) dalam menerjemahkan. Jangan langsung menerjemahkan, namun setelah pengetahuan dasar menerjemahkan ini telah dimiliki/ dikuasai siswa barulah pelajaran menerjemahkan dapat dimulai.[5]

C.       Metode Gramatikal-Terjemah (Grammatical Translation)
Metode ini merupakan  metode pembelajaran bahasa asing yang lebih dulu telah berkembang. Dari namanya bisa kita pahami bahwa dalam penerapannya metode ini banyak menekankan pada penggunaan gramatika (tata bahasa) dan praktik penerjemahan dari bahasa dan ke dalam bahasa sasaran. Metode ini bahkan  harus kita akui sebagai metode yang paling populer digunakan dalam pembelajaran bahasa Asing baik di sekolah, pesantren  maupun di perguruan tinggi.[6]
Metode ini merupakan gabungan antara metode gramatika dengan metode menerjemah (translation). Metode ini dapat dibilang ideal daripada salah satu metode gramatika atau translation. Karena kelemahan dari salah satu atau keduanya dari metode tersebut (gramatika dan terjemah) telah sama-sama saling menutupi dan melengkapi (jadi kedua-duanya dilakukan bersama-sama, serentak) artinya materi gramatika (tata bahasa) terlebih dahulu diajarkan dan kemudian pelajaran menerjemah, pelaksanaannya sejalan.[7]
Penerapan metode ini, guru memulai dengan mengajarkan gramatika/ kaidah-kaidah bahasa asing (misalnya mengenai al asma, al af’al, dan         al huruf). Barulah kemudian mengajarkan pelajaran terjemahan.
Dalam praktiknya metode gramatika-terjemah (tata bahasa dan terjemah)  mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Ø Pertama-tama para siswa mempelajari kaidah-kaidah gramatika (tata bahasa) dan daftar kosa kata bahasa yang berkaitan erat dengan bahan bacaan pada pelajaran yang bersangkutan. Tata bahasa dipelajari secara deduktif dengan bantuan penjelasan-penjelasan yang panjang serta terperinci.
Ø Setelah kaidah-kaidah dan kosa kata dipelajari, maka petunjuk-petunjuk bagi penerjemahan latihan-latihan yang mengikuti penjelasan-penjelasan ketatabahasaan pun diberikan.
Ø Pemahaman-pemahaman akan kaidah-kaidah dan bahan bacaan pun diuji melelui terjemahan. Para siswa/ anak didik dapat dikatakan telah  dapat mempelajari bahasa tersebut kalau mereka dapat menerjemahkan paragraf-paragraf atau bagian-bagian prosa dengan baik.
Ø Bahasa asli/ bahasa ibu dan bahasa sasaran dibandingkan secara konstan. Tujuan pembelajaran adalah untuk mengalihkan bahasa sasaran ke bahasa ibu, dan sebaliknya, dengan menggunakan kamus jika diperlukan.
Ø Memang sedikit kesempatan untuk praktik/ latihan menyimak dan berbicara selama penggunaan metode ini, karena lebih memusatkan perhatian pada latihan-latihan membaca dan terjemahan. Kebanyakan  waktu di kelas digunakan untuk membicarakan mengenai bahasa, dan sedikit waktu yang tersedia untuk menggunakan (berbicara di dalam dan dengan ) bahasa yang dipelajari.
Kelebihan metode Gramatika-Terjemah adalah sebagai berikut:
ü Tanpa disadari siswa/ peserta didik memperoleh pengetahuan dari keduanya (grammar dan translation) dengan pengetahuan menjadi utuh.
ü Meskipun belum dengan sendirinya siswa dapat aktif/ lancar bercakap-cakap dalam berkomunikasi bahasa asing, tapi siswa paling tidak dapat berbahasa pasif, artinya dapat membaca dan menerjemahkan buku-buku bacaan, buletin, brosur, koran, majalah-majalah serta buku-buku ilmiah lainnya yang berbahasa asing.[8]
Adapun kekurangan metode Gramatika-Terjemah adalah sebagai berikut:
·      Pengajar hanya dapat menyusun/ membimbing siswa terampil berbahasa pasif. Sedangkan pengertian utama dari berbahasa adalah  berbicara lisan atau bercakap-cakap/ berdialog.
·      Secara linguistik dibutuhkan guru yang terlatih.
·      Tidak sesuai bagi orang yang tuna aksara, misalnya anak kecil atau imigran tertentu, sedikit sekali bahasa yang digunakan bagi komunikasi antar pribadi, kesempatan bagi pengemukaan tuturan atau ujaran spontan sangat terbatas.












BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan
*      Ada beberapa ciri utama yang dimiliki metode Gramatika
1.        Menitik beratkan keterampilan membaca, menulis, dan terjemah. Tetapi kurang memperhatikan keterampilan membaca.
2.        Menggunakan bahasa ibu siswa sebagai bahasa pengatar dalam PBM. Dengan kata lain, metode ini menggunakan penerjemahan sebagai strategi utama dalam mengajar.
3.        memperhatikan sisi gramatikal sebagai sarana pembelajaran bahasa asing. Keempat, guru sering kali memfokuskan analisis gramatikal/ tata bahasa pada kalimat-kalimat bahasa yang dipelajari.
*      Tiga syarat yang harus dimiliki jika ingin menjadi penerjemah yang baik dan berbobot yaitu:
1)        Menguasai gramatika (kaidah-kaidah tata bahasa) dan kaidah-kaidah menerjemahkan.
2)        Kaya pembendaharaan kata-kata (vocabulary).
3)        Memiliki pengetahuan sosial dan wawasan luas.











DAFTAR PUSTAKA

Ali Al-Khuli, Muhammad. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta, 2010
Izzan, Ahmad. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniora, 2009.
Hamid, Abduul, Baharuddin, Uril dan Mustofa, Bisri. Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan, Metode, Strategi, Materi dan Media. Malang: UIN-Malang, 2008.
Tayar Yusuf. Metodologi Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995








[1]. Dr. Muhammad Ali Al-Khuli. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab. hlm. 23-24
[2]. Tayar Yusuf, Metodologi Pembelajaran. hlm. 176
[3]. Izzan, Ahmad. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. hlm. 98
[4]. Ibid. hlm. 100
[5]. Izzan, Ahmad. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. hlm. 98-100
[6]. Hamid, Abduul, Baharuddin, Uril dan Mustofa, Bisri. Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan, Metode, Strategi, Materi dan Media. Malang: UIN-Malang, 2008. hlm. 18
[7]. Izzan, Ahmad. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. hlm. 100
[8]. Izzan, Ahmad. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. hlm. 101